Saya mengucap syukur kepada Tuhan, oleh karena Dia saya boleh ada meskipun saya tidak layak. Pada waktu wisuda perdana STTR saya duduk diluar dan mendengar orasi bapak Dirk Kronerman “orang buta menuntun orang buta bisa jatuh, tidak bisa menuntun orang lain dengan baik”. Kalimat tersbut saya sampaikan kepada anak-anak saya dan saya pendam dalam waktu yang lama. Kemudian, saya mendengar bahwa STTR membuka pendaftaran mahasiswa baru. Saya ingin menyampaikan isi hati saya kepada suami saya tetapi takut, namun jika saya terlambat memberitahukan maka pendaftaran akan tutup. Pada waktu sarapanlah saya utarakan keinginan saya dan Puji Tuhan Suami saya menjawab “bisa, bisa cari pengalaman”, namun hari ini ayah dan suami yang baik hatinya dan masih sangat kami butuhkan akan tetapi apa boleh buat Tuhanlah yang mengatur kita seperti tertulis dalam Mat 23:9 “Dan janganlah kamu menyebut siapapun bapa dibumi ini, karena hanya satu Bapamu, yaitu Dia yang disurga”
Saya mempunyai komitmen bahwa, segala sesuatu pekerjaan yang saya lakukan itu bukan untuk manusia tetapi untuk Tuhan. Saya juga mendapat motivasi melalui ayat Alkitab Matius 9:37b “tuaian memang banyak tetapi, pekerja sedikit” disinilah saya terpanggil dan memilih jurusan Missiologi di Sekolah Tinggi Teologi Reformasi (STTR) Wamena agar saya bisa melayani Tuhan dibawah mimbar. Sebagai manusia, saya tidak bisa melihat jauh kedepan sana, tetapi Tuhan adalah maha tahu segala sesuatu dan Dia mengasihi umat-Nya. Oleh sebab itu, saya percaya Tuhan akan membuka jalan untuk saya kedepan terutama dalam pelayanan. Ahirnya, saya mengajak bapak/ibu, saudara/i yang sedang menghadapi tantangan persoalan dalam kehidupan sehari-hari, untuk bisa melihat jalan Tuhan sebab Dia berkata “dan barang siapa datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang”( Yoh 6:37b)