Oleh : Pdt. Peres Nekwek, M.Th
Pendahuluan
Tugas dosen STTR Wamena adalah membangun kehidupan rohani para ca/on hamba Tuhan lni tugas yang berat, yang pernah diberikan Tuhan kepada kami. Apalagi sebagai dosen reformed yang setia kepada firman Tuhan, harus menghormati dan mengagungkan Kristus dalam khotbah Kita akan berkhotbah dari teks l Korintus 2.13-16 Khotbah kali ini kami sampaikan dengan pendekatan melalui pertanyaan: Apa (What ?) Mengapa (Why ?) Bagaimana (How?) Dan kapan (When?) Cara ini bisa digunakan oleh mahasiswa/i di kampus, di sekolah, maupun di jemaat
‘ I. Apa Yang Dimaksud Dengan Kehidupan Rohani?
Dalam teks ayat 13 berkata “dan karena kami menafsirkan hat-ha/ rohani kepada mereka yang mempunyai Roh, kami berkata-kata tentang karunia-karunia Allah dengan perkataan yang bukan diajarkan kepada kami oleh hikmat manusia,
tetapi oleh Roh. ‘Dari ayat ini sesuai pertanyaan pertama, yaitu apa kehidupan rohani itu? Paulus menjelaskan atau
menguraikan KEHIDUPAN ROHANI adalah hal-hal llahi (imortality) tentang karunia-karunia Allah yang bersifat adikodrati yaitu mengenai anugerah keselamatan yang diwariskan secara khusus kepada orang pilihan yang memiliki
Roh Kudus. Yang sudah lahir baru, percaya dan hidup setia kepada Kristus. Dalam 1 Korintus 1:1 Paulus menjelaskan
dirinya adalah apostolos, yaitu seorang utusan khusus bersama Sostenes. Artinya Paulus posisinya sama dengan
Petrus dan Yohanes, utusan atau Rasul Allah. Paulus kenal betul Sostenes penuh dengan Roh Kudus, makanya dia sebut “kami”. Dalam ayat 2 disebutkan, “kepada jemaat Allah di Korintus, yaitu mereka yang dikuduskan atau dipilih menjadi orang-orang kudus.” Banyak dosa di jemaat Korintus sebelum bertobat, namun hanya karena karunia Allah, jemaat ini dibersihkan dari dosa mereka. Bukan hanya di Korintus tetapi Paulus juga bilang semua orang di segala tempat, yang berseru kepada nama Tuhan kita Yesus Krisus, yaitu Tuhan mereka dan Tuhan kita. Yang berseru artinya orang Kristen yang percaya Yesus, karena pikiran dan wawasan berpikirnya sudah diubahkan Tuhan. Jadi kehidupan rohani ini tidak bisa dimengerti oleh orang yang mengutamakan akal daripada iman. Bukan orang yang berusaha mengerti dulu baru percaya, melainkan percaya dulu baru mengerti (lbrani 11 :3). Agustinus berkata, “credo ut intelligum” atau”/ believe than I understand. “lni sebuah ucapan yang sangat mendasar sebagai prinsip kebenaran dan induk dari ilmu pengetahuan. Agustinus sangat brilian, diteruskan oleh Anselmus dan ditegaskan kembali oleh John Calvin setelah merenungkan dan mengalami hal ini. Hanya dengan kembali kepada Allah dan kebenaran-Nya, kita dapat memahami kebenaran sejati itu. Jadi apa kehidupan rohani? Yaitu kehidupan di dalam Roh Kudus, dipenuhi dan dipimpin oleh Roh Kudus. Bagaimana caranya? Hidupnya suka merenungkan firman Tuhan dan setia dalam kebenaran Allah.
II. Mengapa (Why) Kehidupan Rohani Penting Sekali ?
Pertanyaan “mengapa”selalu berbanding terbalik dengan pernyataan sebelumnya. Dalam ayat 14 langsung Paulus dan Sostenes menjawab, “tetapi manusia duniawi tidak menerima apa yang berasal dari Roh Allah, karena ha/ itu
baginya adalah suatu kebodohan; dan ia tidak dapat memahaminya, sebab ha/ itu hanya dapat dinilai secara
rohani. “Jadi orang-orang yang tidak mengerti, yang ada di luar Kristus, yang tidak termasuk orang pilihan, dikatakan
‘ mereka adalah manusia duniawi, yang tidak paham dan menganggap hal itu sebagai suatu kebodohan. Hanya dengan hikmat Tuhan, yang disebut orang Kristen akan mengerti firman Tuhan. Kalau anda belum paham firman Tuhan, harus berdoa. Minta tuntunan Roh Kudus. Minta Tuhan ubah hatimu. Tanpa regenerasi dari Tuhan, sulit paham apa maksud
Tuhan (Lukas 8:10). Tentu Allah menciptakan manusia dengan nilai positif, namun karena dosa, kecenderungan hati manusia selalu membuahkan kejahatan semata-mata (Kejadian 6:5). Dosa itu menjalar dalam kehidupan kita karena kita
dilahirkan dalam keturunan Adam (Roma 5:12), maka secara rohani kita mati dalam dosa (Roma 3:23-24). Tetapi kita perlu dan harus memiliki iman yang melahirbarukan kita secara rohani. Yang dikerjakan oleh Roh Kudus (Yohanes 3.3-5). Tanpa pertobatan seorangpun tidak bisa mengerti firman Tuhan dan membawa orang lain masuk dalam Kerajaan Allah. Karena Paulus merasa ini sangat penting sekali, maka mereka tegaskan harus paham ini.
Ill. Bagaimana (How) Membangun Kehidupan Rohani ?
Oh, jadi itu alasannya? Lantas, bagaimana membangun kehidupan rohani itu? Nah, ini pertanyaan yang wajar dari masalah di pokok yang kedua tadi. Dalam pokok yang ketiga ini kita akan bahas tentang bagaimana. Kalau bicara “bagaimana” berarti yang ditanyakan adalah masalah metode atau metodologi. Dalam ayat 15 dan 16 mereka mengajarkan jemaat tentang bagaimana membangun manusia rohani. Karena hanya manusia rohani saja yang bisa, menilai hal-hal rohani. Hanya manusia rohani saja mengalami adikodrati atau berjumpa dengan Kristus. Untuk menjadi manusia rohani harus melalui persyaratan yang diajarkan dalam ayat-ayat ini, yaitu:
1. Manusia rohani harus lahir baru atau bertobat (Yohanes 3:3-5).
2. Manusia rohani harus berjumpa dengan Kristus dan memiliki iman untuk bertumbuh secara rohani (lbrani 11: 1 ).
3. Manusia rohani saja akan dilindungi oleh Allah dan bersembunyi dalam Kristus (Mazmur 83:4; Kolose 3:3).
4. Manusia rohani memiliki hikmat Allah, bukan hikmat dunia ini (1 Kor.1 :19-21 ).
5. Manusia rohani bisa mengalami ilham dari Tuhan, Allah memberitahukan rahasia-rahasia-Nya sehingga mengerti rahasia Allah (1 Kor.2:7,4:13:2).
Maka kata rasul Paulus, kami memiliki pikiran Kristus. Jadi pikiran Kristus adalah pikiran Allah dan pikiran Allah adalah rencana keselamatan kita di dalam kasih-Nya yang besar
IV. Kapan (When) Kita Membangun Kehidupan Rohani?
lni pertanyaan terakhir. Kalau sudah tahu isi, alasan dan metode, maka akan muncul berikutnya adalah waktu: Kapan? Paulus mengharapkan pada saat itu juga. Saat mereka mendengar firman Tuhan. Preposisi “exho” kami tahu
pikiran Kristus artinya Paulus belajar dari Allah, Paulus mulai dibukakan atau disingkapkan (apokalipto) rahasia Allah, maka saat itu juga Paulus mulai mengetahui pikiran Allah. Jadi saat kita belajar dari Tuhan, saat buka Alkitab dan Roh Kudus menggerakkan hati kita untuk mengerti, saat itu juga kita mengerti firman Allah. Dalam mempersiapkan diri
menjadi hamba Tuhan, waktu ini sangat penting. Dalam bahasa Yunani disebut Kronos, yaitu waktu kronologi peristiwa dan Kairos yang artinya kesempatan. Jadi waktu (kronos) selalu berputar siang dan malam, namun kesempatan (kairos) tidak akan terulang kembali. Hari kemarin adalah masa lalu yang tidak mungkin terulang kembali. Waktu bersama
, Tuhan, waktu Tuhan buat mukjizat, waktu Tuhan berbicara kepada kita tidak akan terulang kembali. Yesaya 55:11
berkata”demikianlah firman–Ku yang keluar dari mulut-Ku: ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya.” Artinya saat Tuhan menggerakkan hati kita hari ini, ya, marilah kita bertobat hari ini. Jadi hari ini selagi Tuhan berbicara, cepat renungkan dan catat dalam buku harian. Karena memori akan terulang kembali, namun suasana tidak akan terulang lagi. Waktu jadi mahasiswa tidak akan kembali lagi. Jadi baca Alkitab, belajar apa maksud Tuhan, lalu renungkan supaya itu menjadi pergumulan hidup yang nyata hari ini. Jangan menyerah karena tantangan banyak. Pimpinan Tuhan tidak pernah keliru. Kita perlu renungkan dan pertahankan keputusan kita untuk selesaikan studi tempat ini sampai wisuda. Tuhan pasti punya hadiah yang harus kita raih di depan tetapi itu rahasia. Kita harus kerja keras, tahan lapar, tahan panas dan tahan emosi. Kita harus maju dengan kekuatan
, dari Tuhan. Pasti Tuhan buka jalan untuk menjadi manusia rohani. lni yang disebut proses pembentukan Tuhan atau
seminary. Orang seperti ini akan menjadi murid Kristus, atau rasul seperti Paulus.
KESIMPULAN :
Dari pembahasan dalam artikel ini, tentu banyak hal yang ingin kami diskusikan dari ayat tersebut. Namun kertas dan tinta begitu kecil dan sempit untuk menguraikan kasih Tuhan. Karena itu sebagai kesimpulan Anda harus membangun kehidupan rohani. Saat saya di seminary, banyak waktu-waktu indah bersama Tuhan. Saat itu saya ceria sekali, bertemu banyak teman yang polos-polos dari kampung. Kami berbicara bebas, tertawa, mau kemana saja tidak ada yang kami khawatirkan. Namun waktu berjalan sampai hari ini, saya ingin seperti masa lalu, tetapi itu tidak mungkin. Yang ada hanya saya mengenang kembali masa-masa itu dan menata kehidupan saya hari ini bersama Tuhan. Karena tanggung jawab yang Tuhan berikan di luar ekspektasi saya. Jadi nikmati saja proses pembentukan kerohanian oleh Tuhan hari ini. jangan lewatkan dengan sia-sia. Pasti Tuhan punya rencana hari esok yang luar biasa. Amin